3/16/2011

Problems soon solved

Belakangan ini aku baru sadar...
Di mata teman-temanku, aku tak lebih daripada 'cewek yang suka Jepang-Korea'. Gak salah sih sebenarnya, tapi waktu aku mikir-mikir lagi kok cuman segitu ya diriku di mata mereka.
Oke, aku akuin aku suka hueeebooh minta ampun kalau ada video klip penyanyi Korea favoritku. Aku suka banget diskusi soal Conan. Aku suka banget dengerin lagu-lagu bahasa Jepang ama Korea, nonton drama-dramanya plus anime, hingga akhirnya aku jadi tertarik belajar bahasa kedua negara yang penduduknya notabene mata sipit. Masih banyak lagi sebenarnya hal-hal lainnya yang mencerminkan diriku sebagai 'Chrystine si penggemar Jepang-Korea'. Tapi masa sih semuanya itu bener-bener nutupin hal-hal lainnya dalam diriku?
Dibilang sedih, kurang tepat. Kesannya aku sentimentil banget. Tapi yang jelas perasaanku saat ini jauh dari senang waktu ingat akan pikiran teman-temanku tentang aku.

Oh ya, dugaanku bukannya tanpa alasan lho. Beberapa orang langsung aja ngejawab pernyataan yang ada di kalimat atas itu waktu aku tanya apa yang mereka pikirkan tentang aku. Dan waktu aku minta terusin, mereka malah mikir. Hhh... di mata mereka aku bener-bener hanya begitu ya?

Yang membuatku makin kepikiran lagi soal pendapat mereka tentang aku adalah pernyataan Bapak Tumbur Tobing, seseorang yang dipakai Tuhan dengan sangat luar biasa, waktu membimbing saya dan teman-teman saya dalam pembinaan 'Christian Economist'. Dia memang ga menujukan perntanyaan ini langsung ke aku, tapi entah kenapa aku merasa perlu mencari jawaban akan hal ini juga. "Mereka tahu tidak kamu Kristen?"

Bukannya mau sok kudus, walaupun memang aku tengah berusaha untuk itu, tapi aku pengen banget aku dan kehidupanku benar-benar menunjukkan kalau aku ini Kristen -- pengikut Kristus. Sikap dan gaya hidupku haruslah mencerminkan Kristus, orang yang aku ikutin; Guruku, Juruselamatku, Tuhanku. Dan aku pengen ketika mereka, siapapun itu, melihatku, mereka bisa melihat sosok Dia yang sangat aku andalkan itu. Mereka bisa melihat aku yang Kristen, si pengikut Kristus. Yah, mungkin dengan kalimat yang berbeda lah, karena ga semua orang tahu tentang Kristus. At least, mereka menyebutkan salah satu ciri-ciri kepunyaan-Nya yang ada dalam diriku.

Aku sadari sepertinya memang ada hal-hal yang harus aku rubah dalam hidupku, salah satunya yang paling mendesak ialah rasa antusiasmeku pada Jepang-Korea. Tidak salah, tapi aku gak mau sepanjang hidupku orang-orang yang berada di dekatku hanya melihatku sebatas itu saja. Aku ingin mereka melihat sisiku yang lain, aku ingin menjadi saluran berkat bagi mereka lewat kehidupanku yang terbatas ini. Aku ingin menjadi instrumen untuk pekerjaan-Nya di bidang pelayananku ke depannya. Aku ingin mereka bisa melihatku sebagai Kristen. Aku sadari, itu bukan perkara mudah. Tapi ketika ada kemauan, Tuhan pasti siapkan jalan.

Aku gak akan meninggalkan rasa kagumku pada Jepang dan Korea. They indirectly tell me, in some ways, how to work wholeheartedly and not easily give up my dreams. They have good songs to my ear, good looking people to see, good stories to read and watch via drama or anime, unique languages to talk and speak (like mine ><). Yang harus aku lakukan ialah mengarahkan rasa antusiasme yang selalu berlebihan --pada apapun-- kepada Dia yang lebih pantas mendapatkannya. Karena aku adalah pengikut-Nya. =)

1 comment:

  1. who ever said that? your friends in campus? yah, wajar tin, mungkin karena waktu yg kau habisin bareng mereka ga banyak. dalam waktu2 itu, pribadimu belum keliatan, jadi yg mereka tau cuma "fans Jepang-Korea". mereka jarang main ke kosan buat ngabisin waktu, jarang curhat, jarang berbagi pemikiran. wajar kok tintin. jangan jadi sedih hei :)
    tenang, temenmu di perantauan bukan cuma temen kampus yg cuma kenal kau sebatas kau penggila hal2 berbau Jepang-Korea. yuli, grace, justice, aku, kenal kau ga cuma sebatas penggila hal2 berbau Jepang-Korea. kalo ditanya pendapat tentang kau, itu bakal jadi poin ke sekian dalam jawaban kami, surely.
    dan ya, bener, kau ga harus ninggalin rasa kagummu sama Korea, kalo itu kau arahin ke arah positif (ga semata tergila2 doang), pada akhirnya itu bisa jadi motivasimu meraih prestasi, misalnya jadi pengen dan berusaha keras ngelanjutin pendidikan ke sana.

    ReplyDelete